Aku sedang memandangi layar laptop yang berpendar menyilaukan. menyakitkan mata dengan brightness dan contrast yang berlebihan dan belum kuatur. malas, biasalah penyakit yang terlihat, namun susah diperangi dan dihilangkan.
berulang kali aku mengeluh. mengeluhkan serentetan hariku yang panjang. mengeluh karena tadi pagi harus buru-buru mengejar waktu. dan bus kota yang tak kunjung lewat. padahal di hari biasa, bus-bus kuning kecil dan bau itu bersliweran tak lebih sedikit tiap sepuluh kedipan mata. lalu aku mengeluh lagi. mengeluh karena merasa sepatu biru-oranyeku yang mencolok akan merusak hari berupacara di sekolah.
sepulang dari sekolah, mama menjemput, lalu mengajakku mampir di rumah makan tak jauh dari sekolah. dan, ya. aku mengeluh. lagi. mengeluhkan menu pesananku yang lama dan mbak-mbak pelayan yang jalannya nyiput.
dan aku menyadari satu hal yang seharusnya sejak lama kusadari. wajahku kusut dan jelek.
dan aku tidak bahagia hari ini.
begitu juga kemarin dan dua hari yang lalu. aku tidak bahagia.
aku tidak pernah bahagia. tidak peduli apa yang kudapatkan dan apa yang kulakukan, aku akan mengeluh. padahal jika mungkin tadi pagi bus-bus kuning lewat setiap detik, aku akan tetap mengeluh ketika sampai di sekolah dan menjumpai gerbang sekolah yang masih tergantung gembok. jika aku datang dengan sepatu hitamku, mungkin aku akan mengeluh lagi tentang talinya yang mudah copot.
dan jika mbak -mbaknya tidak lambat, aku akan tetap mengeluh karena makanan datang cepat sekali, dan perutku yang masih terlalu kenyang untuk menerima asupan makanan lagi.
lalu aku menyadari, hal kecil yang menjadi kunci pintu menuju kebahagiaan. mungkin penggunaan kata 'kunci kebahagiaan' terlalu alay. tapi memang hal kecil ini yang membuatku bahagia setelah aku menyadarinya. semudah itu membuat diriku sendiri bahagia ...
dan hal kecil yang membuatku lebih bahagia adalah menahan keluhan, dan berusaha untuk mensyukuri semuanya. ya, semuanya.
karena sesungguhnya jauuuuh lebih banyak hal yang bisa kita syukuri daripada yang bisa kita keluhkan.
Alhamdulillaaah~
setelah sedikit membuka mata dan berusaha menyadari kemelimpahan nikmat-Nya, rasanya tidak susah untuk merubah sehari penuh bencana menjadi sehari penuh berkah.
"if the only prayer you said was thank you, that would be enough"
1 komentar:
thank's to Allah.. :)
blogwalking. visit simpleasmine.blogspot.com, please ^.^
Posting Komentar