Hari ini, Sabtu, saat jarum jam menunjukkan tepat pukul 2 siang, aku sudah duduk manis menunggu roda-roda berputar mengantarkanku ke rumah. Pulang lebih cepat daripada biasanya. Suasana hatiku biasa saja. hanya sebal karena keringat tak berhentinya mengucur dari celah pori-pori kulitku.
Namun begitu mengingat ulangan matematika Pak Sus materi Limit Fungsi Aljabar tadi, suasana hatiku naik drastis. Sedih, sebal, bingung, marah, kecewa menjadi satu. Kurasakan wajahku berubah dari merah, ungu, ke biru, lalu merah lagi. Dan ingatanku terus mundur, menyadarkanku tentang sebab-sebab kesukaran dan kegelisahanku saat mengerjakan 5 soal essay Limit tadi.
Semua berawal dari 18 jam lalu. Ingatanku mundur lagi ke malam saat seharusnya aku berkutat dengan buku matematika. Belajar matematika hanya kuhabiskan dengan tidak lebih dari 20 menit. Lalu apa yang kulakukan?
Membaca.
Aku menyelesaikan novel yang sudah kubaca setengahnya itu tidak lebih dari tiga setengah jam. Sampai jam menunjukkan pukul 1 dini hari, aku masih mengerutkan kening memahami jalan cerita novel, di kamarku yang terang benderang.
Kurang ajar tuh novel. Baru kali ini aku menemukan novel yang bersifat adiktif. Mengalahkan rokok!
Saat satu halaman kubaca, membalik halaman selanjutnya dan membaca lanjutan cerita adalah pilihan mutlak yang harus diambil. Sebenarnya tidak ada yang mengatur begitu. Tetapi tubuhku sendiri, otakku, mataku yang menyuruhku tetap mengamati rentetan huruf di buku bersampul hijau tersebut.
Nah, inti postinganku hari ini sebenarnya adalah... tidak ada.
Ini hanya postingan pengantar ke postingan selanjutnya. Postingan yang menunjukkan bahwa aku harus balas dendam pada novel Negeri Neri karya sari saFitri mohan itu!
Ya!! Balas dendamku adalah janjiku sendiri pada diriku dan semua pembaca blog (nggak mutu) apafik, bahwa aku akan menulis resensi novel adiktif satu itu. pasti!!! tunggu saja tidak lama lagi! :D