Tahun Baru-ku



Suara kembang api meletup-letup di luar sana. Suaranya yang besar dan berisik tetap terasa sangat jauh bagiku. Faktanya, di tahun baru 2013 ini, lagi, aku hanya menghabiskan waktuku di depan laptop. Setelah enam jam lalu untuk kesekian kalinya menginjak bumi yogyakarta, sekembalinya dari rumah sakit tempat eyang kakung dirawat. Fakta kedua, diluar hujan. Dan itu cukup untuk menghentikan seluruh rencana-kegiatan-tahun-baru-an kami.

Bahkan di rumah tak ada makanan dan kami terpaksa hanya merebus telur dan memakannya dengan saus tomat. Cukup mengganjal perut yang sebenarnya tidak begitu terasa lapar.

Lagi, kembang api berbunyi tanpa sekali pun menarik minatku untuk menengoknya lewat jendela. Hujan masih turun. Dan aku tetap bingung bagaimana bisa kembang api bisa menyala di tengah guyuran air hujan yang merintik sejak maghrib tadi?

Lagipula, sesungguhnya aku tidak mengerti esensi dari perayaan tahun baru ini. Waktu terus berjalan. Pergantian tahun tak ayal hanya sebuah perhitungan mundur dari sepuluh detik menuju pergantian hari. Dan itu bisa kautemui setiap hari. Okelah ini memang berbeda. Satu januari kembali hadir setelah sebelas bulan tiga puluh hari terakhir bertmu dengannya.

Tetapi tahun baru tidak lantas membuatmu menjadi baru. Tahun baru tidak membuatku menjadi tidak cupu lagi kalau memang bukan aku sendiri yang merubah diriku menjadi tidak cupu.

Tetap saja –tahun baru bukan berarti model rambut baru mode riasan wajah baru—yang akan membuatmu menjadi berubah kalau bukan dirimu sendiri yang merubahnya. Untuk apa merayakannya kalau tetap tidak bisa membuat dirimu lebih maju?

Seperti mengejekku, kembang api kembali bersuara semakin riuh. Seperti menantang argumenku tadi tentang ‘tahun baru yang akan menjadi biasa-biasa saja tanpa perubahan diri’.

Menurutku tahun baru ialah berpikir maju dan melihat peluang. Lalu bergerak. Bukan hanya sekadar bermain dan kongkow bareng kerabat. Menyalakan kembang api sambil berlonjak mendengan lagu Firework.
Tahun baru tidak lantas membuatku bahagia, karena sama seperti ulang tahun, tahun baru hanya mengingatkanku akan waktu yang kian sempit menuju akhir. Dan juga mengingatkanku betapa tuanya jagad raya. Dan betapa lelahnya ia.

Dua puluh tiga lewat lima puluh menit. See? Sepuluh menit bukanlah waktu yang lama. Sepuluh menit menuju tahun 2013 dan aku semakin takut menyambut datangnya satu januari. Namun takut bukan solusi, hanya membebani. Kalau aku bisa merasa takut. Seharusnya aku bisa membuat diriku menghindari rasa takut itu, seperti penderita dendrophobia yang selalu menghindari objek ketakutannya.

Hebat, sekarang hujan berhenti menari. Menghilangkan salah satu instrumen alami yang kuamati dengan telinga telanjang sejak tadi. Menghilangkan satu unsur yang berusaha kupilah. Kembang apinya semakin mengamuk. Gelombang suaranya menggema di langit dan mampir ke gendang telingaku. Menghadirkan bunyi ccyyyuuu dhueer pretek pretek yang tak asing.

Satu lagi kesempatan yang Tuhan berikan untuk kunikmati. Suara ciu pretek-pretek khas tahun baru dan tahun baru 2013 yang meskipun kutakuti, akan menjadi luar biasa nanti. Aku yakin.
Dan kini satu januari 2013 datang. Waktunya membawa diri ke perubahan. Waktunya bagi diriku sendiri untuk menengok ke diriku sendiri dan bertanya siap kan, Fik? Bismillah.

Awkay, that’s all. Happy new year.. J 2013 coming.   



Jika ada yang bertanya apa aku menulis seperti ini hanya karena aku tidak bisa mendapatkan pesta tahun baruku seperti orang lain? Apa efek nganggur di rumah dan perasaan nggerus membuatku menulis seperti ini? dont know lah. Yang jelas hal ini yang terlintas di pikiranku.

fia jalan jalan~

pergantian semester di tahun keduaku belajar di SMA Negeri 3 Yogyakarta, aku bersama teman-teman seangkatan -Padmanaba 69- mengadakan karya wisata asyik menarik ke Bromo-Malang, Jawa Timur. Gimana tidak asyik menarik? Dari yang menakjubkan --ditimang-timang di jeep jam 3 pagi-- sampai yang bikin kenyang --petik apel lalu makan sepuasnya di selecta-- ada semua.

Perjalanan kami selama empat hari tiga malam, sama sekali tidak terasa. Tiba-tiba aja udah harus pulang. Pengalaman yang nggak tau gimana(?) Nggak tau gimana saking campur aduknya.

Kami memang tidak mendapatkan sunrise indah dari puncak penanjakan karena tebalnya kabut dan suhu udara yang mencapai 4 derajat celcius (kata bapak supir jeep, itu udah termasuk hangat karena musim hujan). Kami hanya melihat matahari mengintip dari sesela awan di langit timur yang kadang hilang tertelan sekumpulan awan tebal lainnya. Namun itu sudah cukup indah untuk menunjukkan kepada kami kuasa-Nya yang begitu agung.

di puncak penanjakan, sambil melihat sunrise yang perlahan mengintip lalu merekah menyebarkan sebercak merah-oranye di langit jawa timur, kami memeluk diri masing-masing dingin buanget gilaaaaak. yang membuat ku tersinggung lalu menggigit jari, banyak bule-bule yang mengalungkan kamera di lehernya, merasa cukup dengan memakai t-shirt tipis dan celana pendek selutut. itu sungguh membuatku merasa alay dan lebay karena memakai sarung tangan, syal, topi, kaos kaki, sepatu, dan jaket super tebal milik mama.

aku dan segala kealayanku -padang pasir menuju kawah batok-

Perlahan, aku menoel lengan temanku dan mengatakan ketersinggunganku pada si bule. Temanku hanya tertawa.

Setelah menyaksikan sunrise dari Puncak Penanjakan, jeep kami turun ke padang pasir mesir, kali yang menyajikan keindahan alam tak kalah indahnya. Sejauh mata memandang yang terlihat hanya pasir, Gunung Batok, dan bangunan Pure di kejauhan. masyarakat beragama Hindu memang terbilang banyak di kawasan ini. Oh ya, dan kuda-kuda gagah yang siap mengantar ke atas untuk melihat ke dalam kawah Gunung Batok.

temanku yang tangguh dan pemberani *colek lia* mengajak untuk berjalan menaiki badan gunung yang berpasir (sejauh 3 km ke atas) untuk menyaksikan keagungan Tuhan yang lain --kawah gunung yang mengepul2 asapnya. cukup lama kegalauanku untuk memutuskan apakah aku mau naik ke kawah gunung.

sayang kali, udah sampe sini gak liat kawahnya... dan perkataan temanku itu seratus persen benar. setelah numpang foto-foto di jeep yang membawa kami ke padang pasir dari tempat pemberhentian bus, dengan semangat dan doa aku dan dua orang temanku memulai perjalanan panjang kami yang berat dan menghabiskan energi lewat makanan yang telah kusimpan 5 hari terakhir *alay buanget gelak*

aku  dan jeep yang mengaduk2 perut sekaligus menimang-nimang dan mengantarkan ketiduran kami di perjalanan(?)

Kami memutuskan untuk menjadi manusia tangguh dengan tidak menghiraukan kuda-kuda yang lalu lalang. Memutuskan untuk menjadi manusia kuat dengan berjalan melewati rintangan dan kemiringan tanah yang mencapai 90 derajat *mustahil* ke kawah gunung.

Belum sepertiga jalan, kami --maaf, aku-- sudah menuntut istirahat dan berhenti sejenak untuk sekadar menarik nafas. Udara yang dingin setengah mati membuat hidungku bolong dan udara langsung masuk ke paru-paru tanpa dapat tersaring sempurna. Aku menalikan syal di depan hidungku sebagai masker untuk menghindari hidungku yang semakin bolong(?).  

tinggal sedikiiit lagi untuk sampai di kawah gunung -menaiki tangga dan aku akan sampai di kawah gunung- tapi dengan bodohnya aku dan salah seorang temanku memutuskan untuk menyerah. kami duduk dan memandangi sekian kilo yang sudah kami tempuh untuk mencapai tempat ini. memandangi luasnya padang pasir dari ketinggian. tak lama, kami memutuskan kembali ke jeep. karena lelah yang teramat sangat dan tenggorokan yang mulai kering sedangkan air minum terpisah berkilo-kilo dari kami, kami memutuskan untuk naik kuda :D

Yang kumaksud kami adalah aku dan Mega, si tangguh Lia tetap melanjutkan perjalanan ke kawah.

Jadilah Fia naik kuda, meskipun merasa kasian dengan si kuda, aku lebih lagi merasa kasihan dengan si bapak yang menawarkan jasa kuda. Badannya renta, tua, dan wajahnya letih, seletih kudanya. Dan ketika di perjalanan kami mengobrol sedikit, aku mendapatkan informasi bahwa kuda-kuda yang semua jantan itu bukan miliknya, ia cuma menyewa dan harus menyerahkan setoran ke sang juragan. Olala, semangat ya, bapak!

beberapa meter dari jeep kami, tiba-tiba si bapak menghentikan laju kudanya, lalu menawarkan, "mau foto sama kuda, Mbak?"

"Oh, boleh, Pak. tapi mungkin di sana saja, minta tolong teman saya buat motoin.." kataku sambil menunjuk ke arah jeep dan tak banyak temanku yang berkumpul di sana.

"Saya fotokan aja ndak papa kok"

alhasil, si bapak mengambilkan tiga buah foto aku bersama kuda dengan latar belakang keindahan gunung~
terima kasih bapak ^.^

aku bersama kuda :D


Setelah membayar ongkos perjalanan sebesar Rp50.000,00 si bapak bersama kudanya pergi meninggalkan jeep kami. Mega turun tak jauh dari tempatku dan mengeluh tentang betapa takutnya ia mengendarai kudanya tadi.



Skill Bermusik Saya Nol Besar

entah memang tidak berbakat atau apa, tapi saya terlahir tanpa sedikit pun bakat bermusik. setiap melihat seseorang memainkan musik dan mendengar dentum ritme musik serta alunan nan menggoda telinga, tergugah niat di dalam hati sana, untuk segera memulai berlatih memainkan musik. apa saja. Apa saja yang bisa menghasilkan nada.

tapi semua hanya segelintir wacana. salah satu wacana dari sejuta wacana-wacana yang gagal terlaksana. menyedihkan.

kadang di malam hari kakak saya memainkan gitarnya. memetik senarnya dengan penuh penghayatan, dan menghasilkan nada yang luar biasa di telinga saya, dan menyejukkan di perut saya (?)
kakak memainkan musik apa pun. dari yang lembut mendayu-dayu, soundtrack spongebob, sampai yang bernada rumit tidak jelas.
menemani kakak bermain gitar, adik saya menggenggam sepasang stick drum dan menggebuk-gebuk dengan mantap. ya, adik saya seorang drummer. walaupun belum begitu ahli, tetapi dia cukup ahli (?)
karena tidak ada drum set di rumah, adik saya memukul apa saja yang bisa dipukul.

tapi itu cukup membuat saya sedih karena tidak mempunyai skill bermusik. ketika mereka seru-seruan di posisinya masing-masing, saya hanya bisa bergabung dengan mereka, menyumbangkan suara saya yang  sangat pas-pasan. saking pasnya sampai kekecilan (?) dan ketika mereka pergi ke studio musik untuk ngeband, saya hanya bisa nggalau di rumah.


eh, ehm, saya bisa memainkan satu alat musik. seruling. dan satu lagu. Suwe Ora Jamu. saya bisa memainkannya karena terpaksa, untuk ujian praktek di Sekolah dasar lima tahun lalu. kalau tidak, saya terancam menetap setahun di sekolah dasar sampai bisa memainkan Suwe Ora Jamu

saat ini, saya sedang melongo di depan layar laptop, mengagumi kelincahan dan keahlian Jun Sung Ahn dalam memainkan violinnya. Kalau Syahrini bilang, ctaar membahana badaai.

Ahn adalah seorang Amerika-Korea, yang sekarang menetap di Amerika, dan memperoleh ketenaran lewat video yang diuploadnya di youtube. sosoknya yang kocak dan bersahaja memang menyegarkan mata *.* tidak jarang, Ahn ikut menari sambil memainkan violinnya, seperti di lagu 'Oppa Gangnam Style' yang dimainkannya dengan violin *yaiyalaah

semua videonya memang membuat saya melongo. salah satunya video ini, ketika dia memainkan Canon Rock. di video ini, Ahn terlihat lebih serius. mari simak~


bagaimana?

selain Abang Ahn, ada juga pemusik hebat dari korea, Sungha Jung. laki-laki 16 tahun ini adalah seorang gitaris. dia sudah mulai bermain gitar sejak di dalam kandungan ibunya. *alaaayy

banyak lagu yang sudah dimainkan Sungha Jung. salah satunya, Canon Rock juga.  ini videonya:


mereka berdua memang keren. tidak sedikit yang menggabungkan kedua video mereka di atas, sehingga hasilnya akan seperti ini:


itu tadi idola-idola baru saya. mereka yang membuat saya sedih lagi karena tidak mempunyai skill musik sekeren mereka.

tapi toh saya punya skill di bidang lain. #emangiya? #amacak? *garuktembokgigitjari*



ini hadiah buat penggemarnya abang ahn. bilang apaaa??





Kunci Bahagia?

Aku sedang memandangi layar laptop yang berpendar menyilaukan. menyakitkan mata dengan brightness dan contrast yang berlebihan dan belum kuatur. malas, biasalah penyakit yang terlihat, namun susah diperangi dan dihilangkan.

berulang kali aku mengeluh. mengeluhkan serentetan hariku yang panjang. mengeluh karena tadi pagi harus buru-buru mengejar waktu. dan bus kota yang tak kunjung lewat. padahal di hari biasa, bus-bus kuning kecil dan bau itu bersliweran tak lebih sedikit tiap sepuluh kedipan mata. lalu aku mengeluh lagi. mengeluh karena merasa sepatu biru-oranyeku yang mencolok akan merusak hari berupacara di sekolah.

sepulang dari sekolah, mama menjemput, lalu mengajakku mampir di rumah makan tak jauh dari sekolah. dan, ya. aku mengeluh. lagi. mengeluhkan menu pesananku yang lama dan mbak-mbak pelayan yang jalannya nyiput.

dan aku menyadari satu hal yang seharusnya sejak lama kusadari. wajahku kusut dan jelek.

dan aku tidak bahagia hari ini.

begitu juga kemarin dan dua hari yang lalu. aku tidak bahagia.

aku tidak pernah bahagia. tidak peduli apa yang kudapatkan dan apa yang kulakukan, aku akan mengeluh. padahal jika mungkin tadi pagi bus-bus kuning lewat setiap detik, aku akan tetap mengeluh ketika sampai di sekolah dan menjumpai gerbang sekolah yang masih tergantung gembok. jika aku datang dengan sepatu hitamku, mungkin aku akan mengeluh lagi tentang talinya yang mudah copot.

dan jika mbak -mbaknya tidak lambat, aku akan tetap mengeluh karena makanan datang cepat sekali, dan perutku yang masih terlalu kenyang untuk menerima asupan makanan lagi.

lalu aku menyadari, hal kecil yang menjadi kunci pintu menuju kebahagiaan. mungkin penggunaan kata 'kunci kebahagiaan' terlalu alay. tapi memang hal kecil ini yang membuatku bahagia setelah aku menyadarinya. semudah itu membuat diriku sendiri bahagia ...

dan hal kecil yang membuatku lebih bahagia adalah menahan keluhan, dan berusaha untuk mensyukuri semuanya. ya, semuanya.

karena sesungguhnya jauuuuh lebih banyak hal yang bisa kita syukuri daripada yang bisa kita keluhkan.

Alhamdulillaaah~

setelah sedikit membuka mata dan berusaha menyadari kemelimpahan nikmat-Nya, rasanya tidak susah untuk merubah sehari penuh bencana menjadi sehari penuh berkah.

"if the only prayer you said was thank you, that would be enough"
-Meister Eckhart




[resensi] The God of Small Things - Yang Maha Kecil



The God of Small Things by Arundhati Roy, bercerita tentang negara komunis Kerala, India dan cinta terlarang antara dua kasta, yang mengubah kehidupan setiap orang. The God of Small Things adalah novel pertama Arundhati Roy, pemenang Booker Prize pada tahun 1997.  Sebuah kisah cinta menarik yang terjadi di negara komunis bagian Kerala, India dan diceritakan melalui mata “”two-egg twins” Estha dan Rahel. Ibu mereka baru saja bercerai, Ammu, membawa pulang anak-anaknya ke desa Ayemenem di Kerala dimana dia tidak disambut hangat oleh keluarganya. Estha dan Rahel belajar dengan cepat bahwa “hal-hal dapat berubah dalam satu hari” dan bahwa “apa pun bisa terjadi pada siapa saja.”
Novel ini mendapatkan tanggapan dan kritik yang beragam. Menurut Melani Budianta, “yang membuat novel ini disanjung para kritikus adalah strukturnya yang sangat rumit dan apik, gaya bahasa yang liris, sarat simile dan metafor, alusi dan permainan kata yang lincah, penuh humor sekaligus menggigit (dari The God of Small Things – Yang Maha Kecil, YOI, 2002). Tetapi tak sedikit yang mengecamnya dan menyatakan bahwa novel ini adalah “buku sampah yang tak layak untuk dibaca.”
Suzanna Arundhati Roy lahir pada 24 November 1961 di Kerala, Bengali, putra dari pasangan Hindu dan Kristen. Tetapi Roy tak bisa banyak bicara tentang ayahnya karena “aku tak mengenalnya sama sekali. Aku hanya melihatnya beberapa kali saja.” Arundhati Roy menghabiskan masa kecilnya di Aymanam. Di sana, sang ibu, Mary Roy, mengelola sekolah yang diberi nama Corpus Christi tempat Arundhati Roy mengembangkan kemampuan sastra dan intelektualnya tanpa dibatasi oleh aturan-aturan pendidikan formal. Roy sempat meninggalkan rumahnya pada usia 16 dan mencari nafkah dengan menjual botol bir kosong dan tinggal di kawasan kumuh. Roy masuk ke Delhi School of Architecture dan menikah dengan Gerard Da Cunha, temannya kuliahnya, tetapi hanya bertahan empat tahun. Dia kemudian bekerja di National Institute of Urban Affairs. Dia pulang-pergi kerja naik sepeda yang dia sewa 2 Rupee per harinya. Ketika sutradara film Pradeep Krishen melihatnya mengayuh sepeda di jalanan, dia menawarinya peran kecil dalam Massey Saab, dan Roy menerimanya. Roy juga menerima beasiswa ke Italia untuk mempelajari restorasi monumen selama delapan bulan. Di Italia inilah dia mulai menyadari bakatnya sebagai penulis Roy bekerjasama dengan Krishen (yang kemudian menjadi suaminya) merancang 26 episode epik televisi untuk Doordarshan dengan judul The Banyan Three; sayangnya serial ini hanya berlangsung empat episode. Pada 1992 Roy menulis naskah Electric Moonuntuk Channel 4, tetapi tak sukses. Tulisan berikutnya menimbulkan kontroversi karena dia mengecam film terkenal, “Bandit Queen,” kisah nyata tentang Phoolan Devi, yang disutradarai oleh Shekar Kapur. Arundhati Roy menuduh film itu mengeksploitasi sosok Phoolan Devi dengan cara vulgar. Kasus itu sampai ke pengadilan. Setelah kehebohan ini Arundhati Roy menarik diri ke kehidupan pribadi untuk menulis, dan akhirnya lahirlah The God of Small Things (1997).
Ketika ditanya tentang buku itu, Roy mengatakan,“Buku itu adalah buku yang sangat sedih, dan kadang kesedihannya tetap bersama diriku. Aku membutuhkan waktu lima tahun untuk menulisnya… banyak orang bertanya apakah buku ini otobiografi? Ini adalah pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab sebab kupikir semua fiksi tidak lahir dari pengalaman anda, tetapi juga dari percampuran imajinasi dengan pengalaman anda. Yang nyata dalam buku itu adalah tekstur emosional dan perasaannya.”
“Buku itu adalah buku yang sangat sedih, dan kadang kesedihannya tetap bersama diriku. Aku membutuhkan waktu lima tahun untuk menulisnya… banyak orang bertanya apakah buku ini otobiografi? Ini adalah pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab sebab kupikir semua fiksi tidak lahir dari pengalaman anda, tetapi juga dari percampuran imajinasi dengan pengalaman anda. Yang nyata dalam buku itu adalah tekstur emosional dan perasaannya.”
The God of Small Things disajikan dengan alur melingkar, diawali dengan cerita kilas balik 23 tahun setelah kejadian utama berlalu, melalui penuturan orang ketiga. Bab demi bab berselang-seling antara dua titik waktu yang dipisahkan selama 23 tahun tersebut. Secara bergantian yang dipakai adalah perspektif Rahel dewasa dan Rahel kecil. Dalam pengungkapannya Roy menggunakan bahasa dan unsur lokal yang sering tampil seperti main-main, misalnya dengan penggunaan huruf-huruf besar di luar aturan tata bahasa Inggris, permainan bunyi, penciptaan gabungan kata sifat yang tak lazim dan sebagainya. Bagi Arundhati Roy, “Bahasa adalah sesuatu yang sangat refleksif bagiku. Aku tak tahu aturan-aturannya, jadi aku tak tahu apakah aku telah melanggar aturan-aturan itu.”
Kutipan di dibawah ini adalah salah satu bagian paling mengesankan buat saya ketika membaca novel peraih Booker Prize tahun 1997 tersebut. Saya mendapat gambaran bahwa manusia bisa sampai pada titik yang demikian memprihatinkan dalam hal menghinakan manusia lainnya. Saya terkesan dalam ranah keheranan yang bahkan tidak bisa saya pahami:
Semasa kecil, Velutha selalu datang bersama Vellya Paapen ke Rumah Ayamenem melalui pintu belakang untuk mengirim buah-buah kelapa yang mereka petik di halaman. Pappachi tidak akan mengizinkan ayah dan anak itu masuk rumah. Tak seorang pun mengizinkan. Mereka tidak diperkenankan menyentuh segala sesuatu yang disentuh kaum Touchable. Kasta Hindu dan Kasta Kristiani. Kepada Estha dan Rahel, Mammachi pernah berkata ia ingat suatu waktu semasa gadisnya, ketika kaum Paravan diminta merangkak mundur memegang sapu untuk membersihkan tapak kaki mereka sehingga kasta Brahma dan Kristen Siria tidak perlu harus mengotorkan diri dengan menginjak bekas kaki Paravan. Pada masa Mammachi, kaum Paravan, seperti juga kaum Untouchable lainnya, tidak diperkenankan berjalan di jalanan umum. Mereka dilarang menutupi bagian atas tubuhnya dan tidak diperkenankan membawa payung. Mereka diwajibkan menutup mulut dengan tangan ketika sedang bicara untuk mengenyahkan polusi nafas mereka dari lawan bicara [Dikutip -dengan sejumlah koreksi tanda baca- dari The God of Small Things: Yang Maha Kecil karya Arundhati Roy, diterjemahkan oleh A. Rahartati Bambang Haryo]
GOD of small things


repost from: rosesmerah.com

Shocked | Schockiert | Terkejut | Choqué


pernah liat sampul buku di atas mungkin? atau merasa familiar dengan judul bukunya? Hadapi dengan Senyuman.

Itu bukuku. Karyaku yang diterbitkan beberapa tahun lalu.

terharu? sangat.

:')

mengejutkan, ketika seseorang menambahkan ku menjadi temannya di facebook, lalu ia menyapa, "Ini Kak Fia yang nulis Novel Hadapi dengan Senyuman? aku baca buku kakak di perpustakaan di daerahku.."

Oh My God.

Destinasi Hidupmu


Oktober belum berakhir. 

Masih satu minggu menuju pergantian bulan. Masih lebih dari dua bulan menuju pergantian tahun. 

Sebenarnya entah apa yang kutunggu. Aku selalu tanpa tujuan. Menapak tanpa misi. Melangkah tanpa destinasi. Berbicara tentang tujuan, pergerakan penting dalam hidup kita, harus diawali dengan langkah kecil utama yakni tujuan. Target. Pencapaian. 

Kamu tidak akan tahu kapan kamu berhasil dan kapan kamu gagal ketika kamu tidak mempunyai tujuan. Dan menjadi pribadi yang tidak mempunyai misi hidup membuat kamu tergemap saat suatu pencapaian mengakrabi. Ini kah yang menjadi apa yang aku cari? Seperti ini kah yang kumau sejak awal? Kamu bahkan  tidak yakin apakah kamu bersuka atau berduka. Karena kamu tidak tahu ini kah yang kamu mau.

Nah lho. 

Kuharap semua hal yang kamu lakukan, ada maksudnya. Karena menjadi sepertiku, tanpa destinasi, sangatlah tidak meriangkan. You must know. Where will you go


"Without goals, and plans to reach them, you're like a ship that sail with no destination"

-Fritzhugh Dodson

Hei, kita memang makhluk-Nya yang memiliki kebutaan. Satu titik buta yaitu masa depan. Tetapi kita tidak akan terperosok jatuh dan menjadi gagal dengan hanya satu titik buta, karena kita bisa melihat dengan mata yang lain, melihat di jalan yang lain. Bukan di titik itu. Kita memang tidak bisa mengetahui masa depan. Tetapi dengan mengetahui tujuan kita, destinasi hidup kita, kita menjadi dua kali lebih mudah menentukan akan menjadi seperti apa kita nanti di masa depan.

Jika tujuan kita mengetahui masa depan adalah untuk memahami diri kita akan menjadi seperti apa di masa yang akan datang, dengan memiliki tujuan hidup, hal itu tidak mustahil dilakukan. setidaknya tujuan hidup akan menuntun kita menjadi sepertinya. Karena sesungguhnya yang menentukan akan menjadi seperti apa kamu, adalah tujuan hidupmu. Dan yang menentukan tujuan hidupmu, tidak lain tidak bukan, adalah dirimu sendiri.  

Jika kamu terguncang jiwanya, dan tergoda untuk berhenti, kembali lihat dirimu, dan baca lagi apa yang menjadi your destination of life. Mungkin kamu akan bangkit dan kembali berjalan.

Each and every step you take must move you toward your goal. So, fokus pada tujuan dan kelola rintangan. Pasti bisa!

and the last, you must believe that nothing impossible :)

aku.

aku?

hahahahhahahaah

sumpah, rasanya narsis banget waktu ngetikin judul di atas. rasanya gimanaaa gitu nyeritain ke blogku sendiri tentang aku. walaupun hari-hari sebelumnya juga cerita-cerita tentang aku,hampir semuanyaa -_-

gini lho, aku baru buka foto-foto lama, eh dapet deh, fotoku pas bayi, foto alayku pas sd, sampe sekarang. foto khas anak SMA yang sok imut malah keliatan blo'on. sebenernya aku merasa hina sekali, kawan. tapi gapapalah.. aku berbagi sedikit kealayan ku. bagaimana pun juga ada sisi alay di hidupku, dan aku nggak kecewa aku alay. cuma frustasi aja, kenapa aku begitu 4L4Y !!! :'(

temen-temen yang belom kenal aku, beranggapan aku itu alim, diem, serius, waras. padahal mereka itu salah banget. mereka bakal tau 'aku' yang sebenernya ketika mereka sudah mengenalku lebih jauh. aku itu heboh, alay, nggak jelas, dan nggak waras ._. aku ngaku.

kadang aku jadi manusia supergakjelas. yang membuat orang-orang bingung harus bagaimana menyikapi makhluk sepertiku. tanya deh Lia, apa Fira, Geegee, Nisa, Vidya, Ony, atau siapapun yang pernah kualay-in.

udah aja deh ya. maaf postingan paling gak jelas dari yang gak jelas. karena aku juga gak jelas. blogku juga ga jelas. maklum ya ._. jangan harap kalian akan menemukan tulisan yang 'wah' atau 'waw' atau 'amazing' atau 'wonderful' yang membuat kalian terenyuh, terkesan, terharu, tertawa. karena blogku enggak berisi tulisan sehebat itu. cuma sampah-sampah gak penting dan gak jelas. haha


masih bayi...






ini bukan aku pas SD








ini pas smp -_-







ini sma -_-



udah deeehhhh.. aku maluu -___-

eh, stop! jangan di download, kalo pengen nyimpen fotoku bilang aja 

Racauan Gak Mutu dan gak Berguna



Sumpah ya. Beneran deh. Aku nggak cemburu. Aku kesel aja. Kesel karena kisahku enggak berjalan seperti yang kumau, seperti kisah Cinderella, Snow white, atau mungkin Rapunzel. Tapi aku harus puas kisahku menjadi layaknya dongeng adikku, The Wizard of Oz.

Yang aku tidak yakin, apakah aku sanggup melanjutkan kisahku sendiri? Sampai akhir?

Apakah kisahku akan mempertemukan si 'the end' dengan rentetan kata 'lived-happily-ever-after' ?

Kalian tahu kan kisahnya The Wizard of Oz? Aku tidak tahu apakah bisa menjadi seperti Dorothy. Bisa menjadi begitu rela dan begitu rendah hatinya untuk melepaskan. Untuk memberikan. Sesuatu yang penting dan sangat berarti. Memberikannya dan dengan rela hati, lapang dada menerima itu dihakmilikkan orang lain.

Mungkin aku hanya terlalu egois.

Aku memang egois. Aku nggak bisa begitu saja menerima dengan berpangku tangan. Seenggaknya aku melakukan sesuatu, seperti menuliskan sampah di blogku, seperti sekarang ini. Meski nggak bisa, aku sangat ingin memprotesnya dengan mengumpulkan massa dan membuat ricuh lingkungan dengan demo ter-akbar 2012. Atau berteriak di telinganya, "HEII SADAAARRR!!"

Terus terang, aku tidak bisa menjadi sok-bawang-putih dengan mencoba berlapang dada dan hanya menerima keadaan. Melepas semua yang kumiliki, dan bangun mendapati semuanya tiada. Membuka mata dan mendapati aku. Benar-benar hanya aku, tanpa apa atau siapa pun yang ada di sampingku, dan tanpa apa atau siapa pun yang kumiliki. Aku nggak bisa.

"Kau pikir aku ini siapa? Wizard of Oz? kau butuh otak? kau butuh hati? silakan saja. ambil hatiku. ambil segalanya yang kupunya"


Stephenie Meyer, Breaking Dawn

Mengerti kan bagaimana perasaanku? Kuharap sih begitu.

Hmm, sepertinya aku pernah bertekad untuk tidak menuliskan postingan galau lagi. Tapi kini aku sendiri meruntuhkan tekadku. Mungkin aku akan mendapatkan award. Penghargaan di ajang paling bergengsi di Indonesia sebagai Tergalau 2012. Menyedihkan.

Cukup hina sebenarnya menjadi manusia galau. Setiap saat hanya terpuruk menyesali keadaan dan meminta keberuntungan, perubahan nasib menjadi lebih baik. Ups, ralat. Harapan untuk menjadi lebih baik itu bukan galau dan tidak hina. galau itu serentetan racauan gak mutu dan gak berguna. Galau itu di saat aku menemukan diriku yang sedih menjadi si nomor sekian. Menemukan kisahku menjadi The Wizard of Oz. 

Mrs. Helen's Fabulous Quotes


hey, aku sayang mereka!


oke. aku sayang sama dia. terus kenapa? *cukup ini bukan edisi postingan galau -_-

aku sayang sama mereka.

siapa?

SEPULUH SATUU. oh tidak, aku nggak tau harus gimana. aku sayang banget sama mereka T.T Ya Tuhan, gimana iniiiiiiii.. hiks :'(

oke, alay.

satu jam yang lalu, aku sampe rumah. buber bareng ex-X1. setelah lebih dari dua minggu nggak sekelas lagi. dan aku menyadari bahwa kami jauh lebih dari sekadar teman. kami saudara. kami ber 32 adalah soulmate. 32 jiwa yang nggak terpisahkan *apasih fik*  disatukan dengan paksaan, yang indah pada akhirnya

udah deh, aku nggak tau mau cerita apalagi. yang jelas aku sayang semuanya. >.<

terima kasih sudah membuat masa SMA lebih berwarna. yeay. \


nih, hadiah buat semua yang baca postingan. foto sepuluh satu. gak lengkap semuanya tapi -_-

dari atas, kiri ke kanan. ihsan yang pake baju abu rahma yang berkerudung pake kacamata oscar yang ga keliatan badannya di belakang niken yang berponi nisa yang gak keliatan matanya ^^v noka yang di belakang ga keliatan badannya aku yang ungu hilda yang senyum di sebelahku ony yang keliatan kepalanya doang mbak mega yang baju kotak2 mbak rara jilbab hijau senyum manis ;) mas bagus yang berkacamata edo yang unjuk gigi nampang paling gede di depan -_- 
bawahnya geegee jilbab pink soft kandida dengan sesuatu di kepalanya yg 'unyuunyugituh' lucia yang senyum manis *ciye* arum baju item sampingnya lucia ursula baju coklat rambut panjang vina baju biru rambut panjang lia baju krem jilbab item :D
bawah lagi norman baju item pojok kiri luthfi (boris :p) yang wajahnya sedih gak jelas itu sekar baju item senyum lebar :D si empunya rumah fira jilbab putih baju biru mbak ravi baju item di depan mbak myrna
baju oren senyum lebar :D






*)setelah baca ulang, aku sadar ini postingan teralay yg pernah ada di apafik.blogspot.com
semoga ga ada yg baca deh -emang biasanya ada ya, fik?-
**) photo source: facebooknya arum, makasih banget ya arum. maaf minta ga bilang2 :(


menghindar IV?

Kangen sama blog-ku sendiri. haha. Walaupun isinya gak penting banget, tp blog ini selalu menjadi tempatku berlari ketika masalah mengintai dari balik tirai atau sudah ada di pelupuk mata.

aku pengen berbagi sesuatu. banyak. tp gatau harus dari mana dulu.

oya, hebat. si gadis yang gemar meringkuk menyesali keadaan sekarang sudah kelas sebelas. rasanya bagaimana? nggak berasa apa-apa cuy. yang kutahu sekarang udah naik satu peringkat ke level yang lebih tinggi. seenggaknya dalam bidang pendidikan, senior high school.

ngomong-ngomong tentang naik level. aku belum berhasil naik ke tahap selanjutnya dari gadis idiot menjadi gadis bodoh. untuk mencapai bodoh saja sulit sekali rasanya. bagaimana dengan gadis normal, pintar, jenius, dan entah apa di atasnya?

kapaan aku bisa tidak idiot lagi dan berhenti memikirkannya. sekarang masalahnya bertumpuk dan semakin complicated. mungkin sebenarnya tidak ada masalah. hanya aku, si manusia gawe-gawe yang dengan sendirinya, dengan bodohnya, dengan idiotnya, menganggap ini adalah masalah yang cukup serius. menganggap sesuatu di depanku itu masalah, padahal aku hanya mempersulit diriku karena menyebutnya sebagai masalah.


untuk yang satu ini, aku benar-benar hampir putus asa. aku selalu suka mempersulit diriku sendiri. aku selalu sukses membuat diriku sendiri sakit. selalu berhasil menyakiti diriku sendiri. ayolah, fia, dia bukan siapa-siapa. dia bahkan bukan apa-apa.


sepertinya judul 'menghindar' sudah tidak begitu tepat lagi. sudah expired. aku hampir menyerah mencoba menghindar. aku hampir mencoba untuk berhenti menghindar. aku capek menghindar. tired of being tired





nggak paham deh.

nggak paham sama diriku sendiri.

tunggu, orang idiot macam saya gak paham sama dirinya sendiri? pantes sih.

orang idiot yang bersikeras, mencoba untuk menghindar. menerima sakitnya, dan bertahan untuk terus menghindar. mencoba untuk bersikap baik, lalu merasa sakit lagi. mencoba move on, memasang wallpaper gak jelas di ponsel, memasang status gak penting, posting sampah di blognya sendiri. lalu bertingkah aneh untuk menyembunyikan sakit hatinya. menyedihkan sekali.

kuharap ini postingan terakhirku yang galau-galau gak penting kayak gini. aku tau gaada yang suka baca postingan sampah. toh aku koar-koar juga cuma menimbulkan sensasi lega sesaat yang gak diragukan lagi bakalan bales dendam setelahnya, membawa rasa memuakkan yang lebih menyesakkan.

terakhir, untuk diriku sendiri, penekanan penting yang harus kubaca berulang kali untuk bisa dong, tapi tetep gabisa dong. bagaimana pun juga aku sangat ingin mengerti bahwa

Love, is NOT Jealous


bukan cinta namanya kalo kamu cuma cemburu, fik.

kamu cemburu bukan berarti itu cinta.


Pelangi Sukses sepuluh-satu



Kelas dua menanti di depan mata.

Nggak terasa, waktu berlari di belakang, dan dengan sukses menyalip keceriaan, kesedihan, dan seribu perasaan mengagumkan lainnya. Sementara makhluk mengenaskan sepertiku hanya meringkuk. Menikmati berlalunya waktu, sambil terkadang meringis, mengatai diriku sendiri yang cemas akan masa depan.

Meski nggak sekompak x5, nggak sepinter x2, dan nggak segokil x4, x1 punya tempatnya sendiri disini.

Kami punya Boris yang narsis, punya Edo yang alay, punya Ihsan yang letoy, punya kasur berjalan semacam Norman, punya Ony si juragan minyak, tentara-tentara mengesankan seperti Noka dan Oscar, si maniak game sejenis Doan, dancer KW semacam Wawan, bahkan juaranya Perisai diri, ada di kelas kami, Irfan.

Urut dari atas, Budhe Alia, Nisa&Iyus dancer kita, Geegee yang geje, Lia yang unyu, Arum pemecah suasana, Aulia seniman kita, Fira dan jellynya, yang mampu menunda lapar (?) Qiqi bu ketua, Hilda yang super sekali, Vina cantik tapi oneng, Faya&Kandida yang heboh, Hobo si rajin yang jenius, yang suaranya paling imut, Lucia, Niken diva kita, Lindi yang lemah lembut, Rahma yang gembul, Sekar dan Upik-nya, Ursula&Ihsan alias Yuli&Romi, dan Vidya peneliti masa depan!

Untuk kekompakan, boleh lah kami nomor seribu. tapi kelas kami begitu indah dengan pelangi membentang lebar di atas kami, Kami adalah satu unsur warna yang berbeda yang bersatu dan membentuk harmonisasi warna yang sejuk di mata.

Dan itu cukup untuk membuatku enggan berpisah dari sepuluh-satu. Enggan untuk melepaskan diri, melepaskan satu unsur warna, dari harmonisasi 32 warna pelangi.

Tapi x1 memang harus ditinggalkan. Kami berpisah, dan bertemu dua tahun lagi, dengan nama berbeda. XII IPA 1.

Sukses selalu, Kawan! Semangat! Cita-cita kita menunggu untuk dikejar  !!!



sukses ya :)


raih mimpimu :) 

periode baru dalam hidup kita, sudah tiba


kunci sukses, dan sesukses apa kita nanti, kita sendiri yang menentukan :)





image sources by Uncle Google :) thanks Unc!





[lyrics] EXO-K & EXO-M Mama




exo-K:




Careless
Careless
Shoot anonymous
Anonymous
Heartless
Mindless
No one who care about me

[D.O] Irheobeorin chae
Oemyeonhaneun geot gata
Chameul subakke eobseo
Nuneul gamjiman~

[BaekHyun] MAMA ijen naege daedaphaejwo
Wae saramdeuri dallajyeonneunji
Areumdaun sijeoriraneunge jonjaehagin haenneunji~
[SuHo] Ije deoneun saranghaneun beopdo ijeotgo
Baeryeohaneun mamdo irheotgo
Deungeul dollin chaero saragagi bappeungeol

Ingmyeongui gamyeone gamchwotdeon sarui gadeukhan jilsi
Kkeuteul bwado baegopeun deutan
[BaekHyun] Ijen manjokhae

Urin deo isang nuneul maju haji anheulkka
Sotonghaji anheulkka
Saranghaji anheulkka
Apeun hyeonsire dasi nunmuri heulleo
Bakkul su itdago bakkumyeon doendago malhaeyo MAMA, MAMA

[Kai] Eonjengabuteo urin seumateuhan gamoge jabaljeogeuro gatyeo
[SeHun] Ogwa iro mandeun dijiteore nae ingyeogeul matgyeo
[ChanYeol] Geogin saengmyeongdo gamjeongdo ttadeutamdo eopgo eoneo
Sseuregiman nadwingguneun sangmakhan beolpan
[D.O] Nari galsurok
Oeroumman deohaejyeo
Uriga inganil su bakke eomneun geon
Sangcheo batneun geot~
[ Lyrics from: http://www.lyricsty.com/exo-k-mama-lyrics.html ]
Mannago soneul japgo neukkimyeo hamkke ulgo utgo ([D.O] Yeah~Yeah)
Darmagago seoro yeongyeoldwae
[BaekHyun] Dorikigo sipdamyeon~

Urin deo isang nuneul maju haji anheulkka
Sotonghaji anheulkka
Saranghaji anheulkka
Apeun hyeonsire dasi nunmuri heulleo
Bakkul su itdago bakkumyeon doendago malhaeyo MAMA, MAMA

Turnback

[Kai] Jukgo, jugigo
Ssaugo oechigo
Igeon jeonjaengi aniya
Dowajwoyo MA-MA-MA-MA, MA-MA-MA-MA Turn back
Kkaedatge MA-MA-MA-MA, MA-MA-MA-MA Rolling back
[Kai] Bakgo chigo pyeoneul nanugo ssaugo
Igeon geimdo aniya
Dowajwoyo MA-MA-MA-MA, MA-MA-MA-MA Turn back
[D.O] Yeah~

Careless
Careless ([Kai] MAMA)
Shoot anonymous
Anonymous ([Kai] MAMA)
Heartless
Mindless ([Kai] MAMA)
No one who care about me ([Kai] MAMA)

[SuHo] Sarme heorakdoen chukbokbadeun naldeure gamsahago
Maeil saeroun inyeondeureul mandeulgo
[BaekHyun] Kkaejyeobeorin maeume boda gippeun sarangeul
Modu hamkke useul su
Itdamyeon~

Urin deo isang nuneul maju haji anheulkka
Sotonghaji anheulkka
Saranghaji anheulkka
Apeun hyeonsire dasi nunmuri heulleo
Bakkul su itdago bakkumyeon doendago malhaeyo MAMA, MAMA

Careless
Careless
Shoot anonymous
Anonymous
Heartless
Mindless
No one who care about me
:)








exo-M:
Careless, careless. 
Shoot anonymous, anonymous.
Heartless, mindless. 
No one, who care about me?
[Chen] Shīluò De Gǎnjué Shuí Zàihū Zhǐyǒu Rěnnài
Wǒ Zài Yě Wúfǎ Jiēshòu Bì Shàngle Shuāngyǎn
[Luhan] MAMA Kěbù Kěyǐ Qǐng Gàosu Wǒ Wèishéme Rén Huì Biàn De Bù Yīyàng
Nàxiē Tīng Shuōguò Dì Měilì Rìzi Shì Zhēn De Cúnzàiguò Ma
[Lay] Zǎo Jiù Wàngle Yīnggāi Yào Gèng Nǔlì Áizhe Tā Zǎo Jiù Wàngle Xīn Qù Bāoróng Tā
Zì Gù Zì De Shēnghuó Shìfǒu Jiǎzhuāng Jìxù Máng
[All] Yǐnxíng Zài Nǐ De Miànjù Bèihòu Chōngmǎn Xǔduō De Biǎoqíng
Dào Zuìhòu Què Shǐzhōng Rúyī
[Chen]Zhēn De Gèng Hǎo Ma
[All] Wǒmen Yào Zhèyàng Bù Zài Kàn Bǐcǐ De Yǎnshén Ma
Bù Zài Duì Wǒ Jiǎnghuà Ma Bù Zàishuō Nǐ Ái Wǒ Ma
Jiùsuàn Shòule Shāng Yǎnlèi Yě Rú Yǔ Luòxià
Gǎibiàn Jiù Néng Jiědá Gǎibiàn Jiù Néng Dàodá Gàosu Wǒ MAMA MAMA
[Kris] Dōu Wàngle Shénme Shíhou Kāishǐ Wǒmen Bèi Guān Zài Cōngmíng Lǐtou
[Tao] Wǒ De Shìjiè Zhǐ Zài 0 Hé 1 De Zhìzuò Zhōng Dùguò
[Xiumin] Méiyǒu Shēngmìnglì Méi Gǎnqíng Měi Tiān Háo Wú Gēnjù
Yuèjiǔ Jiù Gèng Jìmò Zhǐyǒu Zìjǐ Shòushāng Hé Nánguò
[Chen] Xiāng Yù Hé Qiānshǒu Gǎnshòu Lèi Hé Xiàoróng
Yuè Tiējìn De Pínlǜ Wǒmen Kāixīn Gǎnyìng Kěnéng Huílái Ma
[All] Yǐnxíng Zài Nǐ De Miànjù Bèihòu Chōngmǎn Xǔduō De Biǎoqíng
([Chen] Yeah~ Yeah)
Dào Zuìhòu Què Shǐzhōng Rúyī
[Chen] Zhèyàng Zhēn De Gèng Hǎo Ma
[All] Wǒmen Yào Zhèyàng Bù Zài Kàn Bǐcǐ De Yǎnshén Ma
Bù Zài Duì Wǒ Jiǎnghuà Ma Bù Zàishuō Nǐ Ái Wǒ Ma
Jiùsuàn Shòule Shāng Yǎnlèi Yě Rú Yǔ Luòxià
Gǎibiàn Jiù Néng Jiědá Gǎibiàn Jiù Néng Dàodá Gàosu Wǒ MAMA MAMA
[All] Turnback!
[Xiumin] Zuìhòu Wǒ Nùhǒu Wǒ Kuángbēn Wǒ Huí Wēn Bùxiǎng Yào Shìjiè Biàn De Lěng
[All] Qǐng Bāng Bāng Wǒ MAMA-MAMA MAMA-MAMA turn back
Gàosu Wǒ MAMA-MAMA MAMA-MAMA rolling back
[Kris] Zhuīzhú Shīkòng Kàn Shuí Dōu Hěn Lěngmò Yóuxì Bù Huì Zhèyàng Zuò
[All] Qǐng Bāng Bāng Wǒ MAMA-MAMA MAMA-MAMA turn back
[Kris] Yeah~
[All] Careless, careless. ([Kris] MAMA) Shoot anonymous, anonymous. ([Kris] MAMA)
Heartless, mindless. ([Kris] MAMA) No one, who care about me? ([Kris] MAMA)
[Luhan] Yīnwèi Shòudàole Zhùfú Wǒ Néng Gǎnjué Dào Zhēn De Kuàilè Duō Xiǎng Yào Měi Tiān Rènshi Gèng Duō De Rén
[Chen] Bǎ Suìle De Xīn Chóng Wēn Zhǐyào Yǒu Ái De Dānchún Zhǎo Huí Wǒ Yuánběn Xiàoróng Lǐ De Zhēn
[All] Wǒmen Yào Zhèyàng Bù Zài Kàn Bǐcǐ De Yǎnshén Ma
Bù Zài Duì Wǒ Jiǎnghuà Ma Bù Zàishuō Nǐ Ái Wǒ Ma
Jiùsuàn Shòule Shāng Yǎnlèi Yě Rú Yǔ Luòxià
Gǎibiàn Jiù Néng Jiědá Gǎibiàn Jiù Néng Dàodá Gàosu Wǒ MAMA MAMA
[All] Careless, careless. 
Shoot anonymous, anonymous.
Heartless, mindless.
 No one, who care about me?







english translation:





[All] Careless, careless. Shoot anonymous, anonymous.

Heartless, mindless. No one, who care about me?
[Chen] Lost of sense, who cares? I’m only able to keep it to myself
Even with my eyes closed I still cannot accept it
[Luhan] MAMA can you please tell me why people change
Those words that have been said to me, are they even real
[Lay] I’ve already forgotten how to embrace her carefully, already forgotten how to hold onto it
Taking care of only myself, pretending to be busy
[All] Behind that invisible mask hides a thousands of different expressions
At the end questioning one self if
[Chen] This is really the best
[All] Do we have to continue on like this not being able to look at one another in the end
Wont you continue to talk to me, continue to tell me you love me?
Even if I’m hurt, tears will still fall like rain.
Will change be a way out, will change help you, please tell me MAMA, MAMA
[Kris] I’ve forgotten when it had started that we got stuck in this futuristic head
[Tao] In the world that only has the number 0 and 1
[Xiumin] No signs of vitality, no signs of feelings, just emotionless each day
The longer it lasts the more remorse i felt, only left with the pain I’ve caused myself
[Chen] Meeting and holding hands, tears and smiles
If we were to come closer, will the old feelings we had for one another come back?
[All] Behind that invisible mask hides a thousands of different expressions
([Chen] Yeah~ Yeah)
At the end questioning one self if
[Chen] This is really the best
[All] Do we have to continue on like this not being able to look at one another in the end
Wont you continue to talk to me, continue to tell me you love me?
Even if I’m hurt, tears will still fall like rain.
Will change be a way out, will change help you, please tell me MAMA, MAMA
[All] Turnback!
[Xumin] In the end I yelled, I struggled, I turned warmed, I dont want the world to turn into a cold place
[All] Please help me MAMA-MAMA MAMA-MAMA turn back
Please tell me MAMA-MAMA MAMA-MAMA rolling back
[Kris] Out of control not able to see anymore
[All] Please help me MAMA-MAMA MAMA-MAMA turn back
[Kris] Yeah~
[All] Careless, careless. ([Kris] MAMA) Shoot anonymous, anonymous. ([Kris] MAMA)
Heartless, mindless. ([Kris] MAMA) No one, who care about me? ([Kris] MAMA)
[Luhan] It’s been like a blessing that I was able to experience real happiness, wanting to meet more people everyday
[Chen] Thinking back to the times when I got my heart broken, the memories made my smile
[All] Do we have to continue on like this not being able to look at one another in the end
Wont you continue to talk to me, continue to tell me you love me?
Even if I’m hurt, tears will still fall like rain.
Will change be a way out, will change help you, please tell me MAMA, MAMA
[All] Careless, careless. Shoot anonymous, anonymous.
Heartless, mindless. No one, who care about me?




















Cari di sini~

 

Labels

gak jelas (34) galeri (27) ayo jadi lebih baik (16) boleh tau (16) jatuh (12) sekolah (9) korea (7) resensi (4) super junior (4) lyrics (3) indonesia (2) twilight (2) drama (1) eunhyuk (1) exo (1) jalanjalan (1)

Proud to be

Proud to be
Padmanaba

music? play~

Bittersweet Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger