Menghindar II

Sebenarnya banyak yang ingin kubagi. Banyak banget. Tapi aku nggak bisa begitu aja membiarkan blog yang udah nggak jelas ini jadi gundukan sampah. Nggak penting. Nggak berguna. (dan lagi-lagi) tapi, sampah di diriku sudah melampaui batas. Rasanya aku ingin mengeluarkannya. Sedikit saja. 

Aku nggak tau harus mulai dari mana ._.

Rasanya jantungku tidak bisa mengurangi kecepatan detaknya. Darahku mengalir seratus kali lebih cepat. Lebay? Ya,mungkin. Tapi memang itu yang kurasakan. Dan aku heran pada diriku sendiri. Heran dengan reaksi yang terjadi padaku, setelah menerima informasi yang...cukup mustahil.

Hari ini bisa dijadikan 'hari menangis'. Aku bahkan menangis lebih dari tiga kali. Bodoh ya. Buat apa aku menangis.

Upayaku untuk menghindar sepertinya sia-sia. Ketika aku sudah berjalan jauuuuuuuuh, dia berjalan mengejar mencari kelengahanku. Melewati celah-celah, dan berhasil. Sukses besar. Membuat semuanya percuma. Seorang teman berkata, "nanti juga hilang sendiri" teman lain berkata "Jangan menghindar"

Tanpa saran-saran cemerlang mereka pun aku tetap berusaha mengindar, dan selalu berakhir bersama kegagalan. 

Jujur ya, aku baru sadar dia tuh baik banget. Sangat baik. 

Hm, boleh aku bertanya? 

Bagaimana rasanya ***** *****? Jangan bilang rasanya adalah senang dan sedih di saat yang sama. Karena itu yang kurasakan.

Satu yang kutahu pasti. Aku bukan orang yang mudah diaihkan. Ketika kukatakan aku ingin menghidar, aku benar-benar ingin dan akan menghindar. Tenang saja, aku tidak akan lengah.