



just share :)
oke. aku sayang sama dia. terus kenapa? *cukup ini bukan edisi postingan galau -_-
aku sayang sama mereka.
siapa?
SEPULUH SATUU. oh tidak, aku nggak tau harus gimana. aku sayang banget sama mereka T.T Ya Tuhan, gimana iniiiiiiii.. hiks :'(
oke, alay.
satu jam yang lalu, aku sampe rumah. buber bareng ex-X1. setelah lebih dari dua minggu nggak sekelas lagi. dan aku menyadari bahwa kami jauh lebih dari sekadar teman. kami saudara. kami ber 32 adalah soulmate. 32 jiwa yang nggak terpisahkan *apasih fik* disatukan dengan paksaan, yang indah pada akhirnya
udah deh, aku nggak tau mau cerita apalagi. yang jelas aku sayang semuanya. >.<
terima kasih sudah membuat masa SMA lebih berwarna. yeay. \
nih, hadiah buat semua yang baca postingan. foto sepuluh satu. gak lengkap semuanya tapi -_-
Kangen sama blog-ku sendiri. haha. Walaupun isinya gak penting banget, tp blog ini selalu menjadi tempatku berlari ketika masalah mengintai dari balik tirai atau sudah ada di pelupuk mata.
aku pengen berbagi sesuatu. banyak. tp gatau harus dari mana dulu.
oya, hebat. si gadis yang gemar meringkuk menyesali keadaan sekarang sudah kelas sebelas. rasanya bagaimana? nggak berasa apa-apa cuy. yang kutahu sekarang udah naik satu peringkat ke level yang lebih tinggi. seenggaknya dalam bidang pendidikan, senior high school.
ngomong-ngomong tentang naik level. aku belum berhasil naik ke tahap selanjutnya dari gadis idiot menjadi gadis bodoh. untuk mencapai bodoh saja sulit sekali rasanya. bagaimana dengan gadis normal, pintar, jenius, dan entah apa di atasnya?
kapaan aku bisa tidak idiot lagi dan berhenti memikirkannya. sekarang masalahnya bertumpuk dan semakin complicated. mungkin sebenarnya tidak ada masalah. hanya aku, si manusia gawe-gawe yang dengan sendirinya, dengan bodohnya, dengan idiotnya, menganggap ini adalah masalah yang cukup serius. menganggap sesuatu di depanku itu masalah, padahal aku hanya mempersulit diriku karena menyebutnya sebagai masalah.
untuk yang satu ini, aku benar-benar hampir putus asa. aku selalu suka mempersulit diriku sendiri. aku selalu sukses membuat diriku sendiri sakit. selalu berhasil menyakiti diriku sendiri. ayolah, fia, dia bukan siapa-siapa. dia bahkan bukan apa-apa.
sepertinya judul 'menghindar' sudah tidak begitu tepat lagi. sudah expired. aku hampir menyerah mencoba menghindar. aku hampir mencoba untuk berhenti menghindar. aku capek menghindar. tired of being tired